Tragedi kecelakaan transportasi perairan menyepit dua armada kapal belakangan ini. 2 pekan dan lalu, KM Ramos Rosma Marisi tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara. Lantas belum lama terjadi lagi kecelakaan yang menimpa KM Lestari Pelik di segara Selayar.
Tumbukan kapal laut tersebut tidak pelak menyembulkan kecemasan hisab sebagian traveler yang hendak menumpang kulit. Namun tidak perlu risau berlebihan. Benih, ada sejumlah hal yang dapat diperhatikan untuk menyisihkan diri mulai kecelakaan hukuman human error. Pengamat transportasi maritim atas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, saat dihubungi Tempo di Rabu, 4 Juli, mengatakan setidaknya karet pelancong sah memperhatikan lima tip dibawah ini. 1. Reseptif terhadap kondisi kapal Pelancong disarankan melihat-lihat lebih lepas kondisi kulit sebelum lewat. "Pertama, kalau kondisinya melimpah dengan jasad, penumpang, serta kendaraan, oleh karena itu tanyakan lawan petugas apakah kapal benar-benar aman, " tutur Saut. Bila bahtera terasa oleng saat tetap menepi dalam dermaga, sepatutnya penumpang merisik tidak naik kapal ityu. "Pastikan oleng bukan olehkarena itu gelombang, tetapi karena sesuatu, " katanya. 2. Mengasi ketersediaan pelampung Bila kondisi kapal dipastikan aman dan stabil, traveler sebaiknya mengingat letak baju pelampung. "Tanyakan kepada tubuh kapal tempat baju pelampung, " ujar Saut. Ada baiknya traveler kian dulu mengasese apakah jumlahnya itu setara dengan banyak penumpang / tidak. Nominal pelampung harus sesuai dengan standar Rasam jadwal Pelni Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut atau SOLAS. Warga membangun evakuasi tuntutan yang selamat saat KM Lestari Maju tenggelam di perairan Selayar, Sulawesi Daksina, Selasa, 3 Juli 2018. Kapal berangkat dari Pelabuhan Bira, Bulukumba, menuju Kabupaten Kepulauan Selayar. 3. Memastikan ketersediaan sampan Selain pelampung, ketersediaan biduk perlu dipastikan keberadaannya. Kano idealnya dipasang di 2 sisi sisi. Sekoci mesti mampu menegah 100 bonus penumpang. Bahtera yang tumplak standar pun harus mempunyai life-raft / kapal mungil untuk tubuh kapal beserta kapasitas 25-30 persen daripada jumlah penumpang. 4. Menghalalkan adanya informasi keselamatan Menurut Saut, kulit atau armada yang bagus umumnya menganjurkan informasi ketenteraman dan akses jalur hijrah bila berlangsung kecelakaan. "Penumpang harus luar biasa tahu daerah emergency / wilayah kumpul untuk menunggu life-boat atau kapal sekoci sambil mengenakan baju pelampung, " ucapnya. 5. Kontrol perusahaan pencedok kapal Pelancong lebih cantik mengecek kongsi pemilik kapal melalui Dunia maya sebelum lewat. "Mungkin berikut sedikit sulit, tapi tidak kalah diperlukan, " tuturnya. Biasanya, omongan dia, perusahaan pelayaran ataupun pemilik kulit yang bagus cenderung terang memberikan informasi terkait beserta berbagai hal yang dapat diakses publik menyerempet kapal tersebut. Hindari kongsi yang tersembunyi memberikan informasi, misalnya mengendapkan kondisi kapal, yang barangkali dalam penetapan tidak penuh berlayar.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
September 2019
Categories |